CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 23 Agustus 2011

LAPORAN 19 Juli 2011


LAPORAN PENUGASAN
Rubrik            :           POLITIK
Masalah          :           Deklarasi dan Pelantikan Garda Wanita Nasional Demokrat
Angle              :           Suasana Pelantikan dan Deklarasi Garda Pemuda Nasional                                           Demokrat
Sumber           :           Pengamatan dan Release
Oleh                :           Winda Destiana
Kerisauan kegeraman dan kemarahan wanita Indonesia terhadap pengelolaan Negara yang tidak memiliki capacity, capability dan accountability ini sudah berada pada puncaknya. Kasus Ruyati binti Satubi TKW Indonesia yang dipancung adalah contoh paling nyata dari tidak cakapnya pengolahan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan BNP2TKI. Penempatan orang yang salah di posisi tersebut telah mencelakai para penambang devisa Negara. Seharusnya pemerintah tidak menempatkan orang-orang yang minim pengetahuan tentang TKI pada posisi penting tersebut, mengingat presentase yang begitu besar dari tenaga kerja Indonesia menurut data pemerintah tercatat sekitar 6 juta orang yang 84% nya adalah perempuan, dimana 83% bekerja di sektor informal sebagai PRT migrant. Maka sudah selayaknya jika pemerintah memberikan kesempatan pada kaum perempuan untuk dapat membuktikan dan duduk sebagai pengelola ketenagakerjaan.

Mengusung slogan Tangguh, Peduli, dan Penuh Kasih untuk itu, Selasa 19 Juli 2011 bertempat di Ruang Mawar, Balai Kartini Jakarta dengan semangat Restorasi Indonesia, GARDA WANITA NASIONAL DEMOKRAT  (Garnita Malahayati) resmi dideklarasikan dan dilantik. Dengan spirit perjuangan mau berubah, mampu mewujudkan perubahan dan bertanggung jawab atas perubahan yang dikehendaki.
Deklarasi dan pelantikan ini dihadiri oleh Ketua Umum Nasional Demokrat, pengurus Ormas Nasional Demokrat, Ketua Umum dan Staf dari Garda Pemuda Nasional Demokrat, anggota Garda Wanita Nasional Demokrat, para undangan tunarungu, perwakilan dari Partai Nasional Demokrat, Cornelia Agatha dan beberapa awak media yang juga turut hadir meliput dalam acara ini.

Dalam manifesto yang dibacakan Otih Handayani, selaku SekJen dari Garnita ini mengatakan bahwa Garnita Malahayati bersepakat memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender, sehingga perempuan mendapat kesempatan, akses dan control serta penikmatan hasil yang sama atas hasil pembangunan dan pengelolaan Negara serta menolak mewakilkan pengambilan kebijakan Negara dan pelaksanaannya kepada para pihak yang tidak berpihak pada kepentingan perempuan dan rakyat, serta bertekad memperjuangkan cita-cita.
Setelah pembacaan manifesto, Ketua Umum Garda Wanita Malahayati Nasional Demokrat Irma S Chaniago dan jajaran staf resmi dilantik dan di deklarasikan oleh Ketua Umum Nasional Demokrat Bapak Restorasi Indonesia Surya Paloh. Di dalam pidato politiknya Irma bertutur “bersama ini saya sebagai Ketua Umum Garda Wanita Mahalayati Nasional Demokrat menyatakan dan mengajak seluruh komponen Perempuan Indonesia dimanapun bekerja, diposisi apapun dan dari tempat manapun kita berjuan bersama, agar wanita Indonesia dapat setangguh Mahalayati, secerdas Kartini dan selembut Rohana Kudus”.

Acara ini juga turut dimeriahkan oleh pembacaan puisi berjudul Negeri Ini, karya Irma S Chaniago dan dibacakan oleh aktris senior nasional Cornelia Agatha. Puisi yang berisi sindiran kepada pemerintah negeri ini mendapat tepuk tangan sangat meriah oleh seluruh undangan yang hadir dan mendengarkan dengan seksama, makna dari puisi yang dibuat oleh Irma S Chaniago ini. Salah satu petikan dalam bait puisi tersebut berbunyi: “sungguh memalukan pemimpin negeri ini,, biaya hidup ditanggung rakyat,, tapi berlakon bak malaikat,, berlindung di balik rumah rakyat”.

Tak ketinggalan pula, Ketua Umum Nasional Demokrat Bapak Retorasi Indonesia Surya Paloh turut menyampaikan pidato sambutannya. Dalam pidatonya Surya mengatakan “kalau bicara emansipasi dari abad ke 16 pun Indonesia sudah tidak memperlukan lagi retorika perjuangan emansipasi. Dari abad ke 16 pun negeri ini telah membuktikan buang itu dengan remeh temeh ucapan meminta emansipasi di negeri ini, karena sesungguhnya perempuan itu mempunyai ketinggian derajad yang tidak kalah dari kaum pria yang ada di Indonesia. Pahlawan-pahlawan nasional kita juga banyak yang dilahirkan dan tercatat dari pergerakan kaum perempuan. Tetapi, bolehlah kita mengurut dada saat ini, kita merasa prihatin, berduka dan bersedih hati karena posisi kaum wanita yang ada di Indonesia memang belum mampu diperbedayakan sepenuhnya. Untuk itulah saya yakin dan percaya, dengan kelahiran organisasi Garda Wanita Mahalayati ini paling tidak upaya-upaya kita untuk bangun kesadaran bangsa dan negara ini khususunya pada komunitas kaum perempuan Indonesia akan semakin jauh lebih baik dari masa-masa sebelumnya.”
Dengan berakhirnya pidato dari Bapak Restorasi Indonesia selaku Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh, maka berakhir pula acara Deklarasi dan Pelantikan kepengurusan Garda Wanita Mahalayati Nasional Demokrat di Jakarta siang tadi.

0 komentar:

Posting Komentar