CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 23 Agustus 2011

LAPORAN 04 Juli 2011 part 2


LAPORAN PENUGASAN
Rubrik            :           Sospol
Masalah          :           KLB Partai Demokrat
Angle              :           Bagaimana sebenarnya perseteruan yang tengah terjadi di                                                     partai Demokrat?
Narasumber   :           Kastorius Sinaga
Oleh                :           Winda Destiana
Perseteruan yang tengah terjadi di Demokrat
Tersiar kabar, dalam Rakornas Partai Demokrat Juli ini akan diwarnai permintaan untuk diselenggarakan KLB bagi kepemimpinan Anas Urbaningrum. Tak pelak permintaan ini menandakan pertentangan di tubuh Demokrat, khususnya faksi Anas vs faksi Non Anas kian terbuka.
Lalu apa respon dari Kastorius Sinaga, selaku ketua Departemen Perencanaan Pembangunan Nasional Partai Demokrat menyikapi hal ini? Berikut petikan wawancara bersama beliau di Havana Gallery 3rd floor Plaza Indonesia, Senin 04 Juli 2011 lalu.

Apa benar telah terjadi perpecahan di tubuh partai Demokrat?
Tidak ada perpecahan di dalam kubu Demokrat. Sampai sekarang kita masih solid. Meskipun ada kader seperti Nazaruddin yang tersangkut kasus hukum. Kita di Demokrat pun berharap agar KPK segera menyelesaikan kasus ini. Itu adalah masalah hukum, jadi biarlah hukum yang menentukan. Siapapun nanti kader-kader di Demokrat yang terlibat masalah hukum, sikap kita seperti itu. Menyerahkannya kepada hukum untuk diproses.  Hampir semua partai mengalami hal yang sama. Jadi tidak ada itu, kader yang kena masalah hukum lalu KLB. Lalu, kalau semua partai kena masalah hukum, akan ada KLB terus donk setiap bulan? Tidak seperti itu prosedurnya. Yang kedua, gak ada itu istilah untuk kita melakukan KLB, karena hal ini banyak membawa kerugian.

Apa benar, Anas Urbaningrum selaku Ketua Umum Partai mengetahui atau tidak mengetahui sepak terjang dari Nazaruddin yang notabene merupakan Bendahara Umum Partai?
Kalau untuk itu, saya tidak tahu. Hal tersebut harus ditanyakan kepada yang bersangkutan langsung. Saya rasa, Anas tentu tahu sepak terjang Nazaruddin selama di dalam kantor. Karena Nazaruddin ini kan Bendahara umumnya. Masalah Nazaruddin menyalah gunakan posisi ini, ya Anas tidak tau menau. Anas kan tidak mengawasi Nazaruddin 24 jam penuh. Di luar kantor, tidak tau lagi urusan Nazaruddin kemana. Tidak akan ada sangkut pautnya lagi.

Tersiar kabar kalau Anas turut mencicipi pendapatan dari Nazaruddin dan memiliki rumah atau apartemen yang bersebelahan dengan mantan bendahara umum Demokrat tersebut?
Itu baru tudingan! Buktinya pun belum ada sampai saat ini. Kalau memang benar seperti itu, kenapa Nazar tidak mengatakan dari awal saja, ini baru katanya dan katanya. Kalau memang seperti ini terus, kita pun tau bahwasanya Nazar itu sering berbohong juga! Dia bilang gak kenal ini, gak pernah ketemu itu, eeh ternyata kenal dan pernah ketemu. Nazar menyerang karena dia memang tidak dijamin oleh Demokrat. Tidak ada jaminan apapun dari partai untuk meloloskan seseorang dari jeratan hukum. Biarlah hukum yang akan bekerja dan membuktikannya.

Ada kabar Rakornas akan dibelokkan menjadi forum KLB, apa hal itu benar? Apa saja agenda Rakornas?
Saya tidak mendengar itu! Format ini sebenarnya sudah lama, sebelum muncul kasus Nazaruddin. Jadi bulan Desember lalu kita sudah membentuk pokja-pokja di bidang hukum, ekonomi, dan kita sudah mengadakan seminar untuk menentukan program-program tersebut di Rakornas. Tidak ada itu Rakornas berubah menjadi KLB! Agenda Rakornas meliputi seputar hal penyusunan program-program, menyusun garis politik partai dan di breakdown dalam program-program serta pelaksanaannya. Dan ini juga Rakornas pertama yang dibuat, jadi tidak ada yang harus dirisaukan di Demokrat.

Kelompok mana saja yang menginginkan KLB? Lalu, apakah kelompok jangkar biru pendukung KLB atau bukan?
Kalau memang ada yang seperti itu, itu hanyalah emosional semata terhadap ketidakpuasan yang ada. Tetapi kita terangkan bahwa hal ini tidak seperti yang dipikirkan, masih ada sinar dibalik mendung.

Bagaimana partai Anda menyikapi permasalahan yang kian meruncing ini?
Kita katakana pertama, kita tetap mendukung masalah Nazar ini adalah ujian politik untuk kita semua yang ada di partai. Intinya, bahwa partai yang didirikan oleh SBY pada tahun 2001 ini telah melenceng dari tujuan awalnya. Partai ini didirikan dengan kerja keras, disiplin dan dengan tageline berpolitik dengan cerdas dan bersih. Maka demikian, dengan kerja keras selama ini tentunya dapat memenangkan Pemilu dengan baik. Kenapa? Karena memang semangat lah yang kita pegang. Nah, pada tahun 2010 muncullah kasus ini, menyimpang dari tujuan awal partai ini dibentuk. Maka oleh karenanya Demokrat sekarang tidak ada pilihan lain kecuali kembali pada tujuan awalnya. Caranya bagaimana? Dengan menindak mereka yang korupsi. Ingatkan kepada kader bahwasanya parpol ini bukan tempatnya para koruptor, orang-orang bermasalah, dan parpol inilah gudang gagasan dimana kita ingin membangun partai dan Indonesia lebih baik lagi. Mudah-mudahan masalah ini cepat selesai.

0 komentar:

Posting Komentar