CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 23 Agustus 2011

LAPORAN 18 Juli 2011


LAPORAN PENUGASAN
Rubrik            :           POLITIK
Masalah          :           Orasi Kebangsaan Buya Syafi’I Ma’arif Dalam Rangka Ulang                                      Tahun ke-60 Surya Paloh
Angle              :           Suasana Orasi Kebangsaan Buya Syafi’I Ma’arif
Sumber           :           Pengamatan dan Release
Oleh                :           Winda Destiana
Ulang tahun adalah momen yang jamak. Banyak kalangan merayakan dengan berbagai bentuk. Tetapi dengan sebuah orasi kebangsaan, rasanya baru kali ini. Surya Paloh di usianya yang menginjak angka 60 tahun ingin mensyukuri sekaligus menafakuri masa yang telah dilaluinya selama enam dekade ini dengan gelaran yang berwarna kebangsaan, sebuah spirit senantiasa lekat dengan dirinya.

Karena itu digelarlah Orasi Kebangsaan ini oleh Buya Syafi’i Ma’arif sebagai kado tersendiri untuk Surya Paloh. Bertempat di Aula Gedung Perintis Kemerdekaan, Sabtu 16 Juli 2011. Dimintanya Buya dalam Orasi ini juga dikarenakan permasalahan bangsa yang kian hari kian mencemaskan. Dalam Orasi nya Buya mengatakan, persoalan pokok pada pemerintahan sekarang ini ada pada kepemimpinan. Sesungguhnya bangsa ini menunggu kedatangan orang yang bermoral. Moral bangsa ini sudah hancur. Kalau memang pemerintah 50 persen tidak menjalankan perintah, ya jangan mengeluh donk. Teropong diri, apa memang perintah tidak masuk akal, atau bos nya yang tak patuh terhadap dia. “Kalau Anda memang mencintai bangsa ini, itu harus benar-benar dari hati!” tandas Buya.

Tidak hanya Buya yang dengan semangat berapi-api berorasi, tetapi Bapak Restorasi Indonesia juga tak kalah semangatnya memberikan sambutan di hari yang sangat baik ini untuknya. Menurut Surya pribadi, inilah puncak kenikmatan dan penghargaan yang diterima dalam perjalanan hidupnya. Dalam usianya yang ke 60 tahun, Surya mendapatkan penghargaan yang luar biasa sekali di gedung yang sangat bersejarah ini.

“Apa yang saudara Butet dan Buya katakan tadi, menurut saya merupakan hiburan sekaligus pengkoreksian untuk segera dilaksanakannya perubahan pada negeri ini. Pikiran-pikiran beliau lah (Buya) yang seharusnya menjadi kekuatan moral untuk merestorasi gerakan perubahan untuk bangsa dan Negara yang kita cintai ini. Hentikan semua kebohongan dan kepura-puraan diantara kita semua. Mulailah dengan keterusterangan. Itulah yang kita perlukan sat ini sebenarnya!” ujar Surya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, tak lupa Surya menghaturkan penghargaan dari lubuk hati yang paling dalam dan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua hadirin yang ada di gedung Perintis Kemerdekaan ini. Tepuk tangan riuh menggema di seluruh gedung, sebagai tanda apresiasi yang sebesar-besarnya kepada apa yang telah dikatakan Bapak Restorasi Indonesia pada sambutannya tersebut.
Selain orasi kebangsaan Buya dan sambutan dari Surya Paloh, ada pula pembacaan manifesto dari kaum muda Indonesia. Manifesto berisi gugatan kaum muda terhadap keadaan dan tekad mereka untuk memperbaikinya. Tampak pula penampilan seni musik kontemporer yang tak kalah memukau dari Djaduk Ferianto dan Butet Kertaredjasa. Tidak ketinggalan pula penampilan dari seniman handal, Irmansyah.

0 komentar:

Posting Komentar