CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 23 Agustus 2011

LAPORAN 08 Agustus 2011


LAPORAN PENUGASAN
Rubrik            :           COVER STORY
Masalah          :          
Angle              :          
Narasumber   :           Hanta Yuda
Oleh                :           Winda Destiana
Bagaimana tanggapan Anda dengan kehadiran Partai-partai Politik baru saat ini, dan bagaimana peluang mereka pada Pilpres 2014 mendatang?
Pertama, begini ya, karena mendirikan Partai Politik berserikat berkumpul itu dijamin oleh konstitusi. Di dalam Undang-undang Dasar itu diberi kebebasan, dalam arti tidak dilarang. Meskipun kemudian di dalam Undang-undang Partai Politik ada mekanisme persyaratan harus mengikuti verifikasi dan seterusnya. Partai-partai baru ini ada tantangan terdekat dan terberat untuk dihadapi, yang pertama adalah verifikasi, lolos verifikasikah mereka. Kalau di undang-undang parpol kan yang paling memberatkan itu  dibandingkan dengan Pemilu 2009 kemarin untuk 2014 nanti setiap parpol harus mempunyai kepengurusan di setiap provinsi. Merupakan tantangan terberat dan terdekat bagi Nasdem maupun Partai SRI, Nasrep dan lain-lain sebagainya. Nah fokus saja di satu itu. Melihat apakah partai mempunyai kekuatan atau tidak bisa dilihat dari kekuatan jaringannya. Yang kedua, kalau ternyata berhasil lolos, tantangan kedua terdekat adalah apakah partai ini berhasil menggaet menarik konstituen atau massa dalam tingkat atau jumlah partai yang sangat banyak ini, merupakan tantangan untuk partai-partai baru yang muncul di saat situasi tingkat kepercayaan  masyarakat di negeri ini sangat rendah sekali. Kehadiran para partai baru ini membuat pemilih jadi agak sulit ya. Tetapi ada juga peluangnya. Karena rendahnya keterikatan simpati publik masyarakat terhadap partai sangat rendah, tingkat kesetiaan massa kepada partai rendah, artinya masa mengambangnya lebih besar. Nah disinilah peluang partai baru untuk menggaet, apalagi setelah melihat popularitas Demokrat merosot. Kalau partai-partai baru berhasil dan mampu menawarkan sesuatu yang baru, yang lebih menarik, lebih inovatif dan lebih menjanjikan, membangun harapan baru bagi masyarakat, itulah peluang sekaligus tantangannya. Kalau semua itu berhasil, mau partai Nasdem, partai SRI, Nasrep dan partai baru lainnya, ujian selanjutnya adalah berhasil lolos di Parliamentary Treshold, ambang batas untuk masuk parlemen.

Bagaimana cara setiap partai untuk menarik minat pemilih nanti, apakah dengan memunculkan tokoh-tokoh yang berkompeten?
Nah itu, kalau saya melihat, ada 4 motif mereka dalam mencari atau menarik massa. Partai-partai baru ini kalau diamati, pertama, figur-figur, itu yang ditawari atau diusung oleh partai SRI. Dari awal mereka menjual figur Sri Mulyani, dan itu mengulang strategi dari Demokrat pada Pemilu 2004. Tetapi belum tentu juga menarik. Sri Mulyani kan tidak seperti SBY, apalagi masih terkait kasus century yang belum terselesaikan. Selanjutnya, kekuatan financial juga ikut mempengaruhi. Inilah yang dilakukan partai Nasrep yang khusus dibentuk untuk mengusung Tommy Soeharto. Mereka hanya mengandalkan itu, jaringannya tidak kuat, figurnya juga tidak kuat. Kemudian, motif selanjutnya dengan menawarkan perubahan seperti yang dilakukan oleh partai Nasdem. Dan yang terakhir adalah parta-partai pecahan dengan menjual figur simpatik setiap partai kemudian ingin menarik konstituen di partai lainnya, seperti yang dilakukan partai Yenni Wahid. Pecahan dari PKB, dia buat PKBI (Partai Kebangkitan Bangsa Indonesia), itulah empat motif saya kira sebagai cara untuk menarik antusias masyarakat terhadap sebuah partai politik. Semua mempunyai peluang yang sama. Kembali ke partai SRI, mereka ini menawarkan atau mengusung dua hal, yaitu integritas dan interkualitas. Mengingat kasus century yang masih belum selesai sampai saat ini, secara hukum mungkin Sri Mulyani bisa aman, tetapi secara politik dia bersalah. Seperti yang dikatakan partai dan DPR. Sehingga hal ini bisa menjadi amunisi atau senjata bagi lawan politiknya. Lalu, dari segi intelektualitas kurang menarik ketika dilempar ke pasar publik. Karena bagi kelas menengah keatas barangkali menarik, tetapi cukup menengah ke bawah itu kurang. Paling tidak perlu diadakan pengujian terlebih dahulu. Intinya, jangan hanya menawarkan atau menjual figur saja, tetapi juga harus menjual gagasan politik.

Bagaimana dengan peluang dari masing-masing calon? Serta kelebihan dan kekurangan para calon tersebut?
Kalau dikatakan berat, untuk kondisi saat ini cukup berat ya. Intinya ya tadi, pertama kondisi masyarakat, kedua kalau mereka mempunyai inovasi, katakanlah partai-partai lama pasti lebih berpengalaman kan? Mereka sudah belajar dari pengalaman. Itulah tantangannya. Tetapi tidak menutup peluang mereka juga. Kemudian tingkat kesetiaan pemilih partai itu kecil, hanya sekitar 20 persen. Belum tentu massa yang memilih partai A pada pemilu kemarin akan kembali memilih partai tersebut. Jadi massa mengambang ini yang bisa dimanfaatkan oleh partai-partai baru. Peluangnya seperti apa masih dibilang relatif. Nasdem terlihat relatif potensial dalam konteks jaringan. Kalau SRI barangkali akan menghadapi kemungkinan cukup berat di verifikasi. Tetapi paling tidak partai baru harus punya selain figur, persyaratan untuk lolos verifikasi, juga harus mempunyai kekuatan financial dan yang terakhir mempunyai gagasan politik. Selanjutnya barangkali partai harus mempunyai semacam media untuk mempublish segala kegiatan mereka. Kalau ditanya peluangnya, semua tetap berpeluang dengan kondisi yang tadi saya jelaskan. Tetapi tantangannya juga tidak mudah.
Kemudian berbicara tentang kelebihan serta kekurangan dari para calon yang diusung, lebih baik sekarang kita bicara tentang partainya dulu ya, kalau dari Nasdem, dari segi fasilitas mereka unggul, mereka mempunyai ormas, mempunyai jaringan yang kuat di daerah-daerah, juga jika gagasan politiknya Restorasi Indonesia itu diturunkan menjadi program partai secara konkret itu sangat menarik. Selanjutnya partai Nasrep, saya tidak melihat potensi, kecuali mereka mengandalkan kekuatan financial semata. Untuk partai SRI potensinya mungkin dari para kumpulan intelektual disana dan figur dari Sri Mulyani itu sendiri. Kalau mereka bisa menumpaskan masalah century sampai selesai, bahasanya lebih merakyat tidak elitis, massa akan melihat potensi lebih di Nasdem dan SRI dibanding partai lain. Untuk tokoh saya rasa agak relatif kelebihan dan kekurangannya. Untuk Nasrep, yang secara gamblang mengusung Tommy Soeharto, selain dia mantan Narapidana, koruptor, dari track recordnya, dari gagasan yang dia bawa, saya tidak tau apakah massa akan tertarik dengan partai ini. Saya hanya menangkap kekuatan financial saja di partai Nasrep ini. Sebagai putra dari Alm. Soeharto bisa pula menjadikan kekuatan sekaligus kelemahan buat Tommy untuk maju pada Pilpres nanti. Nah untuk Sri Mulyani, dia punya potensi atau pengalaman di pemerintahan. Khususnya dalam segi perekonomian, dia juga punya jaringan internasional yang baik. Asal mampu menuntaskan century dan intervensi asing bisa menjadi amunisi yang nantinya dapat menyerang balik dirinya. Untuk Nasdem, terdengar Surya Paloh yang akan menjadi tokoh, tetapi ini masih belum pasti ya, saya kira sebagai pengusaha media yang sukses, punya jaringan kuat di dalam kader-kader Golkar, kemudian dilihat dari gagasan politiknya. Agak sulit untuk mengatakan mana yang kuat dari para calon tersebut karena masih terlalu dini untuk membicarakan masalah ini. Semua harus diuji, bagaimana penerimaan publik terhadap mereka.

0 komentar:

Posting Komentar