CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 08 September 2011

LAPORAN 09 Agustus 2011 part 2

LAPORAN
Rubrik            :          
Masalah          :           Konferensi Pers Surya Paloh
Angle              :          
Sumber           :           Pengamatan dan Release
Oleh                :           Winda Destiana
“Golkar tidak lagi membutuhkan orang seperti saya, dan saya tidak membutuhkan golkar lagi”

Bertempat di Kantor Pusat Ormas Nasional Demokrat, Rabu 07 September 2011, Surya Paloh selaku Ketua Umum dari Ormas Nasional Demokrat menggelar acara Konferensi Pers. Konferensi ini dihadiri oleh para petinggi-petinggi Ormas juga Partai serta para awak media yang datang untuk meliput.
Dalam Konferensi Pers ini Surya Paloh menceritakan  awal mula nya berada di dalam Partai yang berlambangkan beringin tersebut. Sedikit-dikitnya telah 43 tahun Surya bersama dengan Golkar. Sebagaimana yang dijelaskan, dalam usia 19 tahun, Surya telah dicalonkan dalam pemilu tahun 1971 untuk calon anggota DPRD Kotamadya di Medan. Selanjutnya kembali dicalonkan ketika berusia 25 tahun menjadi anggota calon DPR / MPR RI selama dua periode sempat menjabat disana.

Dalam Konferensi Pers nya Surya berkata “Hari ini, setelah melakukan kontemplasi, perenungan yang cukup panjang, saya berfikir apa yang bisa saya berikan terbaik, baik bagi diri saya, baik itu untuk partai Golkar, maupun baik untuk masyarakat bangsa dan bernegara ini. Rekan-rekan juga bisa memahami arti dan peran eksistensi partai politik dalam memberikan sesuatu yang seharusnya seimbang dengan hak-hak.”

Selain itu kata Surya lagi, Golkar dianggap sudah tidak lagi mampu untuk mengedepankan pemikiran-pemikiran yang progresif didalam mendiamisasi suatu proses pendidikan politik yang konsisten dan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas di negeri ini. Inilah paling tidak batas aturan yang terus berlanjut. Partai harus lebih dekat dengan konstituen, partai harus bisa menawarkan tawaran-tawaran yang menarik kepada masyarakat pemilih maupun calon pemilih. Partai tidak boleh berhenti, statis, dan menganggap besar bagai katak di dalam tempurung. Tapi sayang seribu kali sayang, memang maksud hati untuk memberikan sesuatu tapi situasi dan keadaan memang belum memungkinkan. Untuk itulah Organisasi Kemasyarakatan Nasional Demokrat dibentuk. Sebuah organisasi kemasyarakatan yang tidak dimaksudkan didirikan untuk memetamorfose menjadi partai politik. Disini harus ditegaskan bahwa pemikiran-pemikiran yang digotong dalam organisasi kemasyarakatan ini adalah pemikiran gerakan perubahan restorasi Indonesia. Bagaimana kita ingin keluar dari pada suatu semangat politik yang cukup memelit ini. Kepada suatu perpolitikan yang lebih dinamis, terbuka, jujur, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas yang ada.

“Untuk itulah hari ini, dengan kesadaran yang baik, pikiran yang baik dan mempunyai keinginan agar ini memberikan daya manfaat sekaligus jalan keluar bagi partai Golkar supaya jangan confuse, saya lah yang mengambil inisiatif keluar dari partai Golongan Karya. Di Golkar sudah antiklimaks, Golkar tidak lagi membutuhkan orang seperti saya, dan saya tidak membutuhkan golkar lagi.” Kata Surya Paloh sebelum menutup acara Konferensi Pers nya.

LAPORAN 08 September 2011

LAPORAN
Rubrik            :          
Masalah          :           Pemberian Gelar kepada Raja Saudi
Angle              :          
Narasumber   :           Effendy Ghazali
Oleh                :           Winda Destiana

Bagaimana menurut Anda, tentang masalah pemberian gelar kepada Raja Arab yang dilakukan oleh rektor Universitas Indonesia?
Jadi gini, saya harus membedakan dua hal ya. Kalau soal pemberian gelar Raja Saudi, dari pihaknya dia kan gak salah ya. Permasalahannya bukan itu, tetapi tata kelolanya. Gimana kok bisa hal tersebut diberikan kepada Raja Saudi, sementara dari pihak Senat Akademik tidak tahu menahu akan hal ini. Berarti ini kan ada tata kelola yang keliru. Bohong, ditambah lagi dengan gak ada kontrol, nah ini yang harus dibenahi ke depan.

Lalu bagaimana dengan pernyataan Pak Emil Salim mengenai, UI its not for sale?
Oh itu memang sangat penting ya. Bagaimana UI bukan untuk dijual kepada pihak-pihak luar.

Apakah ini ada kaitannya dengan intervensi politik?
Gini, sebenarnya kami lebih mempersoalkan apapun intervensi politik, asalkan bisa dibicarakan secara jelas di dalam. Nah bahanya nya kami-kami disini malah tau dari media. Transparansi memang penting dalam menyelesaikan masalah ini.

Apakah dengan adanya masalah ini, mempengaruhi citra UI menjadi menurun?
Dengan banyak alumni-alumni UI yang meminta maaf, termasuk saya sendiri, jadi ini tidak terlihat sebagai peluru untuk kampus ini, karna ada tata kelola yang salah.