CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 07 November 2011

NOWHERE BOY

Europe on Screen (Old and Young)
 “I love you, you are my dream, don’t forget it!!!”
Penggalan kalimat di atas adalah ungkapan sayang seorang wanita paruh baya kepada anak laki-laki dari pernikahan sebelumnya, anak itu adalah John. John Lennon adalah seorang remaja kesepian yang cerdas dan penuh keingin tahuan yang tumbuh di kota Liverpool. John hidup dan dibesarkan oleh Mimi, bibi yang membesarkannya setelah Julia, ibu kandung yang menelantarkannya ketika ia masih kanak-kanak. Suasana perceraian kedua orang tuanya selalu terekam di benak John, tak ayal ia pun sering memimpikan saat mereka bertengkar di pengadilan dan kemudian memutuskan untuk bercerai.
Suatu ketika, John datang untuk menemui Julia. Julia yang rindu akan kehadiran John setelah sekian tahun lamanya tidak bertemu, membuatnya sangat memanjakan John. Julia mengajarkan John  bagaimana bermusik, bermain gitar dan mereka bernyanyi bersama. Tak hanya itu, kerinduan yang mendalam akan John, membuat Julia menomor satukan John dibandingkan dengan kedua putrinya hasil dari pernikahan kedua setelah bercerai dengan Ayah John. John yang merasa kesepian dan menginginkan kasih sayang yang utuh dari keluarga normal, memilih untuk bermusik sebagai pelariannya. Hingga pemuda resah ini kemudian bertemu dengan musisi-musisi muda yang dapat mengimbangi kejeniusannya pada diri Paul McCartney dan George Harrison.
Keadaan ini lama kelamaan dapat tercium oleh Mimi. Terjadilah keributan diantara mereka akan pengasuhan John. Mimi yang tak ingin John, keponakan yang dirawatnya dari kanak-kanak, begitu saja meninggalkannya dan kembali ke pelukan Julia, wanita yang dulu meninggalkan John. Tak hanya itu, fakta lain mengatakan bahwa perceraian yang terjadi dulu adalah murni kesalahan Julia, yang tidak bisa menjaga kehormatan rumah tangganya sehingga ia memilih untuk membagi cintanya dengan laki-laki lain.
John dilemma, ia merasa dibohongi oleh kanyataan yang terjadi di hadapannya. Ia tak menyangka bahwa ibu kandungnya tega menghancurkan keluarga yang telah dibangunnya bersama Ayah John. Hingga akhirnya Mimi, yang notabene adalah kakak kandung Julia, mengasuh dan mengambil alih dirinya dari kedua orang tua kandungnya tersebut.
Pada akhirnya Julia dan Mimi bersatu kembali. Mereka sama-sama menyayangi John, dan ingin merawat John bersama-sama. Julia dengan kehidupan barunya ditambah John, dan Mimi dengan kehidupannya yang dari awal sudah bersama dengan John. Namun saat kebahagiaan itu datang, John harus mendapatkan kenyataan pahit lagi. Julia tewas tertabrak mobil saat pulang dari berkunjung ke rumah Mimi. John depresi, baru saja ia mereguk kasih sayang yang selama ini diimpikannya, terpaksa harus menghadapi kenyataan ia harus kehilangan Julia untuk selamanya. Namun, berkat dukungan dari teman-teman band nya, John bisa berdamai dengan dirinya sendiri.
Itulah Nowhere Boy, drama ini keseluruhan mengisahkan masa muda John Lennon dari tahun 1955 hingga tahun 1960 dan awal perjalanannya menjadi musisi yang sukses. Film ini menelusuri hal-hal yang memengaruhi hidupnya, termasuk kepribadian dua perempuan yang mendominasi masa kecilnya, Mimi—bibi yang membesarkannya, dan Julia, ibu yang pernah menelantarkannya. Film besutan sutradara Sam Taylor-Wood yang diperankan oleh Kristin Scott Thomas, Anne-Marie Duff dan Aaron Johnson ini berdurasi 98 menit, film ini menjadi film pembuka pada Festival Film Eropa 2011 di Jakarta. Acara ini berlangsung di Epicentrum Rasuna Said, 04 November 2011 dari jam 19.00-selesai.
Festival ini dibuka untuk umum pada 05 November 2011 hingga 11 November 2011. Festival Film Eropa yang dikenal dengan Europe on Screen (EoS), adalah sebuah festival yang menjadi jendela untuk menyaksikan budaya Eropa lewat beragam film dan sarana bagi penonton untuk mengembangkan apresiasi terhadap film-film di luar arus besar. Tahun ini memasuki penyelenggaraan kelima dengan tema Old and Young Europe. Tema ini menyorot dinamika benua Eropa yang sarat dengan sejarah dan tradisi namun tidak luput dari pembaruan di berbagai bidang, disajikan melalui 24 film panjang dan 1 film pendek dari 21 negara-negara Eropa yang diproduksi dalam rentang waktu lebih dari dua dekade.
Diharapkan, film Eropa ini nantinya juga mampu menembus pasar industry perfilman yang lebih baik dan mampu bersaing dengan Holywood. Menurut Zakiah, Artistic Director acara ini menuturkan, bahwa Negara-negara seperti Italia dan Jerman, sudah sangat mendukung sekali jika Film Eropa ini masuk ke dalam jajaran film-film Box Office yang dikeluarkan oleh Holywood, namun ternyata, tidak semua Negara di Uni Eropa sadar akan pentingnya film dalam kebudayaan mereka. Masih terdapat beberapa Negara yang acuh akan kesempatan emas ini. Diharapkan, tahun selanjutnya akan ada perkembangan signifikan dari Negara-negara Uni Eropa, hingga nantinya siap bersaing di industry perfilman.
BOX:
Ini adalah Festival Film Eropa ke lima yang diadakan oleh seluruh persatuan Negara-negara Uni Eropa.
Festival Film ini akan diputar di Erasmus Huis, GoetheHaus, Istituto Italiano di Cultura, Institut Français Indonesia dan Kineforum Jakarta Arts Council.

 


Kamis, 03 November 2011

Ubiet - Dian HP

 

Kau Angin

Semula aku sangka kau gelombang..

Tapi setiap kali aku renangi..

Kau menggasing bagai angin..

Peluh membuncah dan ruh tubuh gelisah..

Adalah ibadah bagi cinta tak berjamah..

Di situ, kunikmatkan teduhmu..

Sesekali sebelum kau berhembus pergi..

Aku buru suara seruling di jauhan..

Yang kutemu dedahan bergesekan..

Aku termangu tertipu gerakmu..

Sehening batu di kedalaman rinduku..

Kini aku tahu, tak perlu memburumu..

Kau hidup di dalam dan di luar diriku..

Tak berjarak namun terasa jauh..

Teramat dekat namun tak tersentuh..

Jika benar kaulah angin itu..

Semauku akan kuhirup kamu..

Dalam jantung yang berdegup..

Kau gairah baru bagi hidup..

Mengalirlah darah, mengalir..

Dalam urat nadi cintaku..

Karenamu, kekasihku!


Dinding teater Salihara terasa bergetar. Udara seisi ruangan menjadi sangat dingin, begitu mendengar perpaduan suara emas Ubiet dan lantunan musik yang dibawakan oleh Dian HP malam itu. Puisi berjudul Kau Angin karya Sitok Srengenge diatas berhasil membuat penonton bergidik. Perpaduan yang melankolis berhasil diciptakan oleh pasangan duet malam itu. Menghipnotis penonton untuk menitikkan air mata ketika mendengar bait per bait yang terlantun.


Sebanyak 8 puisi berhasil dibawakan dengan syahdu oleh Dian HP dan friends malam itu. Tak hanya karya Sitok, ada pula syair karya Nirwan Dewanto berhasil di melodikan. Pentas tafsir musik atas sastra ini diadakan di Teater Salihara, Minggu 09 Oktober 2011.


Dian HP adalah pemain piano dan akordion, pencipta lagu, produser juga penata musik. Bersama Nyak "Ubiet" Ina Raseuki, ia meluncurkan komposisi delapan cinta, album musik berdasarkan puisi Sitok Srengenge dan Nirwan Dewanto. Selain Dian, acara ini juga dibantu oleh 2 komposer lainnya, yaitu Gatot Danar Sulistiyanto dan Matius Shan Boone. Gatot Danar Sulistiyanto adalah komposer yang juga aktif dalam berbagai bentuk kesenian. Ia tergabung dalam Music Teatrica Nova, sebuah kelompok seni multimedia. Gatot telah membuat komposisi musik berdasarkan puisi karya Amir Hamzah yang bertajuk "Sunyi itu duka" dan "Rasa dosa" karya Soebagio Sastrowardoyo serta "Bukan beta bijak berperi" dan "Pucuk Kayu" karya Roestam Effendi. Sedangkan Matius Shan Boone mulai dikenal di dunia komposisi musik baru karena karyanya yang berjudul "Balungan", untuk gamelan slendro, dibawakan oleh Ensemble Gending. Di acara ini Matius menafsirkan puisi Amir Hamzah, "Padamu Jua" dan puisi Soebagio Sastrowardoyo "Adam di Firdaus".


Festival Film Eropa 2011

OLD and YOUNG EUROPE

Festival Film Eropa 28 Oktober - 24 November 2011
Festival Film Eropa yang dikenal dengan Europe on Screen (EoS), sebuah festival yang menjadi jendela untuk menyaksikan budaya Eropa lewat beragam film dan sarana bagi penonton untuk mengembangkan apresiasi terhadap film-film di luar arus besar, tahun ini memasuki penyelenggaraan kelima dengan tema Old and Young Europe. Tema ini menyorot dinamika benua Eropa yang sarat dengan sejarah dan tradisi namun tidak luput dari pembaruan di berbagai bidang, disajikan melalui 24 film panjang dan 1 film pendek dari 21 negara-negara Eropa yang diproduksi dalam rentang waktu lebih dari dua dekade. Keseluruhannya terbagi dalam beberapa seksi film: Against the Odds, Crime and Misdemeanour, Family Affairs, Songs of Survival, Sprinkles of Laughter. Tahun ini EoS juga mempersembahkan 9 film pendek Indonesia terbaik melalui EoS Short Film Competition.
Europe on Screen 2011 akan berlangsung di:
Yogyakarta 28-29 Oktober: LIP
Bandung 1-2 November: CCF
Jakarta 4-11 November: Erasmus Huis, GoetheHaus, Istituto Italiano di Cultura, Institut Français Indonesia, Kineforum Jakarta Arts Council
Denpasar 12-13 November: Alliance Française
Banda Aceh 14-18 November: Europe House
Surabaya 19-20 November: CCCL
Semarang 23-24 November: Universitas Diponegoro
The Old and Young Europe sengaja hadir di kota-kota tersebut karena lembaga-lembaga budaya Eropa berada disana. Hal ini dilakukan agar tujuan mereka mengenalkan film-film Eropa ke daerah selain Jakarta bisa tercapai. Sangat diharapkan sekali pada festival tahun ini target sekitar enam ribu audience akan terpenuhi. Sama seperti tahun sebelumnya.  Target penonton harus diatas usia 18 tahun, karena secara keseluruhan film yang akan diputar merupakan film-film drama untuk dewasa.



Dalam film yang diputar di Kine Forum Jumat 28 Oktober 2011 kemarin berjudul LO SPAZO BIANCO atau yang dalam bahasa Inggris The White Space. Film buatan Italia berdurasi 96 menit ini dipilih karena intensitasnya tentang perasaan keibuan. Banyak bayi yang lahir kemudian diabaikan dan merasa kesepian karena sang Ibu tidak mau menerima tanggung jawabnya. Di Italia sendiri banyak orang yang mengalami sindrom kehamilan pertama atau yang lebih dikenal baby blues syndrome. Masa seperti ini adalah masa sulit bagi sang ibu, sekaligus juga menandakan ketidakdewasaan seseorang.
Maria diperankan dengan sangat meyakinkan oleh Margherita Buy, seorang janda paruh baya berjiwa bebas, pengajar bahasa italia di Napoli yang hidup semaunya. Tanpa aturan dan bebas. Akan tetapi semua mendadak berubah, ketika pada suatu kesempatan ia mengenal seorang laki-laki yang telah memiliki seorang anak di sebuah bioskop. Hubungan mereka awalnya mengalir lancar tanpa hambatan, namun setelah  hubungannya berujung pada kehamilan tidak terencana dan kelahiran prematur bayi perempuan, semua seakan berubah. Laki-laki tersebut pergi meninggalkan Maria dan bayinya, bayi mereka begitu saja. Tanpa rasa iba dan pertanggung jawaban. Merasa tidak lagi mampu mengontrol situasi, Maria menarik diri, merasa takut saat berada di kelas bahasa Spanyol yang ia ajarkan, dan selalu mengucilkan dirinya sendiri. Maria sangat depresi dan tidak tahu harus berbuat apa. Bayang-bayang laki-laki tidak bertanggung jawab tersebut selalu menghantui pikirannya. Ingin ia mencari laki-laki tersebut, namun keinginan hanya sebatas keinginan, Maria tidak ingin mendapati kenyataan, laki-laki tersebut malah justru tidak menerima ia dan bayi kecil mereka, yang masih harus berjuang bertahan hidup dalam ruang inkubator.  Sampai akhirnya ia bangkit, melawan rasa kesepian dan kesedihannya sendiri, ia harus belajar hidup kembali demi anaknya yg rapuh. Anaknya yang sangat membutuhkan dirinya.
LO SPAZIO BIANCO (The White Space)
Italy 2009 Drama 96 minute, italian with english subt.
Director: francesca comencini
Cast: margherita buy, gaetano bruno, giovanni ludeno, antonia truppo, guido caprino