CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 11 Oktober 2011

Review GET MARRIED 3

Get Married 3

Setelah sukses dengan film Get Married dan Get Married 2, Get Married 3 hadir kembali sebagai lanjutan dari dua sekuel sebelumnya. Film yang disutradarai oleh Monty Tiwa ini berhasil membuat penonton tergelak tawa. Namun masih ada beberapa adegan yang terlihat membosankan.

Sekilas kembali mengingat kedua film sebelumnya, Get Married yang menceritakan pertemuan Mae dan Rendy, saat itu diperankan oleh Nirina Zubir dan Richard Kevin, kemudian setelah itu berlanjut ke Get Married 2 yang menceritakan pernikahan mereka, yang ternyata terdapat pergantian pemain, Rendy di sekuel ini diperankan oleh Nino Fernandez.

Lalu di sekuel ketiga ini, Mae yang diperankan tetap oleh Nirina Zubir dan Rendy diperankan oleh Fedi Nuril menceritakan tentang kehidupan rumah tangga Mae-Rendy setelah mereka dikarunia tiga orang anak.  Semenjak Mae dan Rendy memiliki anak-anak, mereka memutuskan untuk menjadi keluarga kecil yang mandiri dan bebas dari orangtua serta sahabat-sahabat mereka yang melulu menimbulkan keonaran. Ternyata, tidak lama setelah melahirkan, Mae mengalami baby blues yang membuat Mae menjadi moody dan emosional. Rendy sadar bahwa dalam kondisi seperti sekarang ini, Mae justru membutuhkan support yang besar dari orang-orang terdekatnya, tetapi Mae terlalu gengsi untuk meminta tolong. Akhirnya, Rendy membujuk Guntoro, Beni, dan Eman untuk diam-diam membantu Mae.

Mae yang sudah mengenal baik tabiat para sahabatnya tentu saja langsung bisa membongkar rencana Guntoro, Beni, dan Eman. Mae tapi tidak tahu kalau mereka diminta bantuan oleh Rendy, dan oleh karena itu berusaha menyembunyikan fakta kalau para sahabatnya sudah ikut terlibat dalam merawat anak-anak mereka dari Rendy. Sialnya, Babe dan Bu Mardi memergoki kalau para sahabat boleh bermain bersama anak-anak. Mereka pun menuntut bagian. Begitu pula dengan Mama Rendy dan Sophie. Alhasil, keluarga besar Mae dan Rendy pun kembali ikut campur dalam merawat anak-anak Mae dan Rendy.

Rendy semula senang melihat Mae sembuh dari baby blues. Namun, ia lama-lama menyadari dari semua orang, justru dirinyalah yang paling tidak cocok merawat bayi. Anak-anak lebih memilih bersama Guntoro, Beni, Eman, dan bahkan Babe daripada dirinya. Rendy pun merasa perannya sebagai ayah dan suami tersisihkan. Karena itu, ia mendatangkan Nyai, nenek Mae dari Arab untuk tinggal bersama mereka. Dengan harapan, Nyai yang selalu bentrok dengan Babe bisa membuat orang-orang tidak terlalu sering datang ke rumah.

Kedatangan Nyai bukannya membuat Rendy beruntung, tapi malah semakin sial. Babe yang tidak tahan dirongrong Nyai, minggat dari rumah. Bu Mardi panik karena takut menjanda. Rendy sendiri musti menerima nasib Babe menetap di kantornya, lengkap dengan peralatan sarung dan ember mandinya. Mae meminta Rendy untuk merukunkan Nyai dengan Babe sehingga Babe bisa pulang ke rumah. Betapa kagetnya Mae, saat tahu kalau Rendy yang berada di belakang kepulangan Nyai. Mae pun marah ke Rendy, karfena ternyata masih menganggap keluarganya sebagai pihak luar. Rendy pun terpaksa keluar dari rumah, menginap di kantor berdua dengan Babe.

Belakangan, Mae mengerti kalau semua tindakan yang Rendy lakukan itu adalah karena Rendy ingin bisa menjadi ayah yang baik buat anak-anaknya. Mae pun meminta bantuan ke para sahabatnya, untuk mengembalikan rasa percaya diri Rendy bahwa ia sudah pantas menjadi ayah.

Film yang berdurasi 95 menit ini diproduksi oleh Starvision dan ditulis oleh Casandra Massardi. Chand Parwez Servia dipercaya untuk menjadi Produser dalam film ini. Mulai rilis tanggal 25 Agusutus 2011, diperankan oleh Nirina Zubir, Fedi Nuril, Amink, Ringgo Agus, Desta Mahendra, Jaja Mihardja, Meriam Belina, Ira Wibowo dan beberapa pemeran pendukung lainnya turut memeriahkan film ini.

Senin, 10 Oktober 2011

Laporan 17 September 2011

ALIMPAIDO
Seni dan budaya yang ada di Indonesia, perlahan memudar. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya perhatian dan minat dari setiap orang yang ingin melestarikan kebudayaan mereka masing-masing. Kurangnya kesadaran dan cinta tanah air kerap menimpa masyarakat kita belakangan ini. Tak heran, banyak kaum muda yang terlanjur tidak mengetahui apa kebudayaan mereka. Kecenderungan yang terjadi adalah minimnya peran orang tua, dan juga maraknya pengaruh luar yang lebih kuat dan ternyata begitu cukup menarik perhatian kaum muda masyarakat kita ini.

Untuk itulah Alimpaido diselenggarakan. Kali ini bertempat di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong Jawa-Barat. Alimpaido yang dalam bahasa sunda artinya adalah suatu sikap yang mau menerima kekalahan, tidak akan menyalahkan orang lain jika merasa sudah kalah. Alimpaido ini adalah acara olimpiade atau kompetisi di bidang seni dan budaya, yang lebih mengedepankan permainan tradisional dari daerah Jawa Barat.

Adapun permainan tradisional yang dilombakan adalah Rorodaan, engklek, engrang, perepet jengkol, gasing, sumpit, sorodot gaplok, gatrik, kelom batok, bedil jepret, dan jajangkungan. Olimpiade ini diikuti oleh seluruh daerah kota se kabupaten yang ada di Jawa-Barat. Maksud dari terselenggaranya acara ini adalah sebagai salah satu bentuk upaya dalam melestarikan kebudayaan Jawa-Barat agar tidak punah ditelan jaman.

Alimpaido ke tiga ini mendapat respon positif dari masyarakat Jawa-Barat khususnya Bogor. Penonton dan peserta olimpiade bersatu padu memeriahkan dan menyemarakkan acara yang dibuka oleh Bupati Bogor pada hari Sabtu, 17 September 2011 jam 9 pagi ini. Akan tetapi, menurut Bapak Herdiwan selaku Kepala Disparbud Jawa-Barat sangat menyayangkan sekali acara ini. Kurangnya promosi yang dilakukan, membuat banyak orang yang tidak tahu. Beda dengan acara Alimpaido yang diadakan di Bandung, acara Alimpaido tahun ini cenderung lebih sepi. Padahal, dengan promosi yang baik, pastinya akan mendatangkan masyarakat yang lebih banyak lagi dan acara semakin meriah. Dengan dinyalakannya obor, acara festival ini resmi dibuka oleh Bupati Bogor, Rachmat Yasin.

Acara ini dihadiri oleh  para bupati dan walikota se-Jawa Barat yang diwakilkan, Forum Kordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Bogor, Sekretaris Daerah dan jajaran SKPD di lingkungan Kabupaten Bogor, perwakilan dari Kementrian Dalam Negeri dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata se-Jawa Barat. Hadir pula Puteri Pariwisata Jawa-Barat, para kontestan Mojang Jajaka, dan penonton lain yang sebagian besar adalah masyarakat kota Bogor.     
                                                                                                                                                                                                                             
Diharapkan dengan adanya acara ini, masyarakat khususnya kaum muda dapat lebih mengenal dan mencintai kembali kebudayaan yang ada di bangsa ini.

Laporan 16 September 2011

KULTURAMA

Saat ini distro dan anak muda tidak bisa dipisahkan, lalu bagaimana awal mula terbentuknya bisnis pakaian ini?

Tidak bisa dipungkiri distro itu berawal dari Bandung ya, sejak 1996 sudah mulai ramai bisnis clothing ini. Mulai saat itu orang orang lagi ramai ramainya pakai merek luar negeri, seperti billabong, roxy, ripcurl dan lain sebagainya, kemudian ada sebagian orang yang liat kenapa kita gak buat merek lokal yang kualitasnya juga gak kalah bagus sama merek luar, akhirnya kita bertiga sama adik buat Bloops ini. Sekitar tahun 2003 Bloops mulai hadir. Saat itu di Jakarta masih sangat jarang distro distro seperti ini. Dulu pernah ada distro pertama di daerah Blok M, sekitar tahun 2000an tapi sekarang sudah tidak ada. Untuk itulah Bloops hadir di lokasi ini karena awalnya kita melihat prospek yang cukup bagus. Dulu sekitar tahun 2003an di lokasi ini hanya ada sekolah, tempat les dan salon, jadi kita pikir kenapa enggak ada distro disini, cukup strategis. Dengan menggaet target utama anak muda dan kita berharap mereka bisa ber enterpreneur sejak usia dini.

Apakah bisnis ini merupakan bisnis pribadi atau gabungan dengan grup lain?

Kebetulan memang ini usaha keluarga ya. Aku Martin, adik aku Berto lalu adik aku satunya lagi Widya Sari. Aku yang pegang kreatifnya, Berto lebih ke Marketing dan Widya ke bagian promosi.

Untuk desain produk, apakah menyewa desainer khusus atau menaruh kepercayaan pada orang terdekat?

Awalnya dulu kita bertiga itu mendesain sendiri sekaligus jaga tokonya. Sampe kita nawarin ke temen juga mau gak jaga toko, tetangga tetangga, trus baru lah kita buka lowongan. Dulu sebelum disini kita ada diPondok Kelapa, kecil banget tokonya sampai pada akhirnya kita pindah disini. Disana cuma 3 bulanan. Modal awal bekisar 18 jutaan, dan orang juga belum mau join karena kita berdiri masih baru banget. Jadi kita lebih sering bolak balik Bandung buat beli produk sampai penjualan bagus kemudian orang orang percaya dan akhirnnya mau gabung dengan taro produk mereka disini.

Modal awal untuk berbisnis pakaian ini dari orang tua atau pribadi?

Kebetulan dulu masih kuliah, nah aku sempet kerja di kapal pesiar dan uangnya aku pake buat modal buka usaha ini. Ditambah lagi dengan pinjaman dari orang tua yang cukup membantu, kita anggep itu pinjaman yang harus diganti dan bukan cuma cuma.

Bagaimana perkembangan Bloop Endorse dari awal berdiri sampai saat ini?

Tahun 2003 itu grafiknya naik sampai pada puncaknya tahun 2009. Tapi tahun 2010 semenjak ada pasar bebas penjualan menurun. Untungnya pada saat lebaran 2011 kemarin penjualan kita kembali meningkat. Kita gak kalah saing sama produk china, dengan peningkatan tersebut berarti kita masih bisa menunjukan eksistensi di bidang usaha ini.

Apa keunggulan distro ini dibanding dengan produk lain?

Desain dan promosinya. Kita membuat suatu trend yang beda beda. Jadi misalkan tempat lain masih dengan trend yang itu itu aja, kita udah berani buat trend baru. Disini kita lebih sering menyesuaikan dengan tema. Apa isu sosial yang sedang terjadi, tapi yang gak serius serius banget juga. Misalkan timnas, sea games, champions ya semacam itulah.

Lalu produk apa saja yang dijual?

Semua yang dibutuhkan dalam berbusana ya. Dari atas sampai bawah kita ada semua. Mulai dari baju, celana, sampai aksesorisnya.

Kenapa ada Urbie? Apa yang membuat Urbie beda dari Bloops dan Endorse?

Kalau Bloops itu lebih cheerful gayanya, kemudian Endorse lebih elegant dan Urbie itu di desain lebih ke anak anak urban yang sedang mencari jati diri. Anak anak yang mau tampil beda. Hanya target market sih yang membedakan. Memang kita disini juga menyediakan produk kids and baby, cuma hanya saat saat tertentu aja. Nah untuk yang reguler tetap ada seperti biasa. Gak cuma itu, ada juga pakaian formal untuk kerja, pakaian panjang untuk yang berkerudung, pokoknya kita disini ingin memberikan atau menyajikan semua yang dibutuhkan konsumen. Ukuran usia kisaran 16-25 tahun. Kebetulan juga 400 suplier kita disini anak muda semua. Jadi kita bangga bisa gerakin anak muda untuk menghasilkan sesuatu, gak hanya sekedar berfoya foya tetapi bisa mencari uang.

Cara Bloop Endorse menarik minat anak muda seperti apa?

Kita disini ada promosi yang bekerja sama dengan blogger, yaitu Dian Rika Sari yang menjadi trend setter dan mempunyai banyak pengikut di blog. Jadi ini sangat membantu kita untuk promosi. Selain itu kita juga kerjasama dengan artis artis seperti Widi 'Vierra', Badai 'kerispatih', Doni 'ada band', Pevita Pearch juga RAN dan masih banyak lagi yang lainnya. Kemudian kita juga baru saja punya radio, Be U Radio yang bertempat di Endorse sebelah Mustang. Penyiarnya juga anak muda, customer yang kita pilih dan dapatlah 12 orang.

Siapa pesaing terberat dan bagaimana menghadapinya?

Mungkin distro distro Bandung ya. Tapi yang ada di sekitaran kanan kiri sini juga menjadi kompetitor yang harus diperhatikan. Awalnya sempet kuatir ya, dengan adanya kompetitor baru, dengan awal nya Bloops itu kan masih sendiri di daerah ini hingga sekarang ada sekitar 12 distro yang hadir. Tapi akhirnya aku percaya kalau konsumen itu punya selera dan kepercayaan pada suatu brand yang dipercayainya. Jadi selama kita masih mempertahankan ciri yang kita punya, ya gak usah khawatir. Ternyata memang setiap orang punya kecintaan masing masing.

Bagaimana cara mengamati perkembangan gaya anak muda yang cenderung idealis dalam berpakaian?

Dulu sempat ada Duta Urbie. Tapi kayaknya sekarang mau dibuat lagi. Jadi setia sekolah itu ada perwakilan satu atau dua orang yang mencermati perkembangan gaya anak jaman sekarang dan diinfokan ke kiita disini.

Apa kendala terberat yang terjadi?

Saat ini kendala terberat itu pembajakan ya. Baru satu minggu kita keluarin produk eh gak taunya, udah ada di tempat lain. Selama mereka gak mengganggu si yaudah gitu, mau tempuh jalur hukum juga takutnya malah keluar banyak biaya. Lagipula saat ini kita lihat kalau gak dibajak ya bearti gak laku, gak keren aja, bearti kita masih eksis. Hehehe. Dan solusinya ya kita harus lebih kreatif lagi dalam mendesain produk.

Lalu, bagaimana Anda melihat anak muda jaman sekarang dengan maraknya distro yang menyebar, apakah mereka membuktikan eksistensi nya di bidang budaya atau hanya sebagai bentuk penolakan terhadap produk asing?

Bisa dua duanya ya. Tapi yang aku liat anak muda jaman sekarang juga banyak yang kreatif, banyak yang kuliah sembari kerja, jadi mereka bisa menghasilkan juga. Kemaren kita sempet buka untuk anak magang, kemudian mereka mulai coba buat desain dan di titip disini. Itu menunjukkan kalau mereka berbakat.

Suka duka dari awal berbisnis ini apa?
Naik turunnya grafik penjualan aja sih, dan seharusnya Pemerintah lebih bisa memudahkan izin usaha, karna ini juga kan untuk memperbaiki perekonomian juga kreatifitas anak muda. Positif kok.

Lalu, apa arti dari nama Bloops, Endorse, dan Urbie?

Kalau Urbie seperti yang aku bilang tadi, ini untuk anak anak Urban (newbie), kalau Bloop itu artinya kan gelembung gelembung air, air yang matang diharapkan bisa siap dan matang untuk menjalankan usaha ini. Karena sebelumnya kita pernah bisnis dan gagal, nah diharap Bloop ini tidak seperti itu. Nah kalau Endorse itu artinya gini, sebelumnya Bloop itu kan sering mengendorse artis, jadilah kita buat Endorse. Urutan nya itu Bloop, De Jons (burger), Endorse, Ginyo (resto) yang terakhir Urbie.

Kenapa tertarik berbisnis ini?

Karena awalnya aku suka desain baju, trus aku jual dan laku. Jaman SMA lah, Berto juga semangat banget promosiinnya. Begitulah awalnya kenapa tertarik dengan bisnis ini.

Apa strategi yang dipakai?

Promosi ke radio, majalah, kebetulan kita kerjasama dengan Go girl ya, kemudian lewat media sosial seperti twitter.

Berapa jumlah karyawan yang ada?

Untuk keseluruhan ada seratus orangan lah. Awalnya hanya kita bertiga, jaga toko sekalian, pada akhirnya berkembang.

Laporan 02 September 2011 part 2

LAPORAN PENUGASAN

Rubrik            :           KULTURAMA
Masalah          :           Pergerakan Kebudayaan Anak Muda Indonesia Kini
Angle              :           Bagaimana geliat anak muda Indonesia kini di sektor kebudayaan?
Narasumber   :           Erry Anwar
Oleh                :           Winda Destiana

Maraknya distro yang tersebar saat ini, apakah menunjukkan eksistensi anak muda dalam hal berbudaya atau malah perlawanan terhadap merk global?
Pada pikiran saya, anak muda jaman sekarang itu, mereka cenderung bermain di permukaan tanpa diselami lebih dalam. Nah yang terjadi saat ini apa yang dibuat oleh mereka tidak luas seperti yang saya harapkan. Mereka tidak tajam dan tidak dalam, dan memang bukan salah mereka. Pada jaman saya dulu, orang akan menjadi cukup mampu atau fokus pada satu hal atau persoalan ketika tidak ada gangguan. Sekarang ini gangguan sangat banyak. Berkembang apa yang disebut dengan pendekatan multitasking. Multi tasking itu ketika mereka sedang berkarya, kemudian laptop menyala, tape menyala, music hingar binger, handphone yang terus berdering, pokoknya segala hal yang mengganggu tersebut dapat menyebabkan fokus hilang dan proses konsentrasi berkurang. Logikanya sudah seperti itu. Dulu, teman-teman yang saya ajarkan sekitar 15-20 tahun silam, mudah diajak diskusi kalau kita sedang latihan. Kebetulan saya kan mengajar teater ya, diskusi-diskusi ya tentang topik-topik teater. Nah yang sekarang terjadi malah jauh berbeda. Kemarin, saat film Black Swan menang awards, saya bilang kepada mereka, tonton filmnya, dua minggu lagi kita akan diskusi membahas masalah ini. Mengapa film ini bisa menang dan apa kelebihannya. Setelah dua minggu kemudian, saya tanya mereka dan ternyata mereka belum nonton. Ada beberapa yang sudah, tetapi angkatan yang lebih tua, bukan mereka sebagai anak muda. Kalau sudah seperti ini berarti diskusi tidak bisa dimulai. Menurut saya, ketertarikan anak muda jaman sekarang cenderung pada gadget, pada infotainment, juga lingkungan menjadi faktor mereka jadi seperti ini. Malas, minat untuk bekerja keras itu cenderung menurun. Mereka tidak berusaha untuk mencari tahu apa yang mereka tidak ketahui. Juga ditambah lagi kurangnya perhatian dari orang tua.

Apakah anak muda jaman sekarang cukup produktif atau hanya menjadi konsumen?
Sebagian besar tetap menjadi konsumen. Tetapi produktif dan atraktif juga ada. Jadi anak muda jaman sekarang mencari informasi sangat mudah ya, tinggal searching dari handphone. Tiba-tiba ada diskusi apa, mereka gak tau, langsung cari di internet, banyak informasi disana. Akan tetapi banyak juga anak muda yang sudah tidak tau apa-apa, tetapi tidak berusaha cari tahu dan mau tahu. Banyak juga yang seperti itu sekarang ini. Masa bodoh, tidak ada daya jelajah, rasa ingin tahu berkurang. Inilah yang terjadi pada bangsa kita sekarang. Satu sisi banyak juga anak muda yang cerdas, memenangi lomba ilmu pengetahuan, satu sisi juga masih banyak anak muda yang harus diperhatikan.

Kalau melihat kenyataan, banyak anak muda yang tidak tahu kebudayaan mereka masing-masing, siapa yang harus disalahkan?
Pertama pemerintah ya, berkali-kali kita ganti Pemerintahan, tetapi belum ada gagasan yang dapat merubah bangsa ini. Apalagi sekarang ya, pemerintah makin tidak punya arah dan tujuan mau seperti apa bangsa kita ini. Yang kedua peran orang tua juga. Karena pendidikan orang tuanya tidak setinggi yang kita harapkan.

Laporan 02 September 2011

LAPORAN PENUGASAN

Rubrik            :           KULTURAMA
Masalah          :           Pergerakan Kebudayaan Anak Muda Indonesia Kini
Angle              :           Bagaimana geliat anak muda Indonesia kini di sektor kebudayaan?
Narasumber   :           Ray Bachtiar Drajad
Oleh                :           Winda Destiana

Maraknya distro yang tersebar saat ini, apakah menunjukkan eksistensi anak muda dalam hal berbudaya atau malah perlawanan terhadap merk global?
Buat saya sih, gak masalah ya. Itu kan anak muda, mereka kan punya kreasi masing-masing. Jadi ya gak ada persoalan. Masih untunglah ada yang mau bergerak.

Melihat kenyataan, banyak anak muda yang tidak tahu kebudayaan mereka masing-masing, siapa yang harus disalahkan?
Kalau disebut salah itu ya orang tuanya ya. Itu pasti. Karena ada peribahasa yang mengatakan garam tidak akan pernah menetes ke atas, pasti ke bawah. Nah jadi, yang terjadi sekarang ini pasti kelakuan orang tua nya terdahulu. Mereka tidak diperkenalkan budaya masing-masing. Kebanyakan dari anak muda malah mengenal Naruto, tanpa tahu kebudayaan sendiri. Keliatannya budaya kita juga memang rendah. Yang lebih berbudaya justru negara luar, apalagi promosi kebudayaannya juga hebat. Akhirnya anak-anak muda ikut ke yang kuat. Untuk itulah saya membuat komunitas lubang jarum ini. Mengenalkan kepada anak-anak muda bagaimana memotret dengan kaleng bekas, kardus bekas yang hanya dilubangi jarum. Antusiasnya cukup lumayan. 

Kamis, 08 September 2011

LAPORAN 09 Agustus 2011 part 2

LAPORAN
Rubrik            :          
Masalah          :           Konferensi Pers Surya Paloh
Angle              :          
Sumber           :           Pengamatan dan Release
Oleh                :           Winda Destiana
“Golkar tidak lagi membutuhkan orang seperti saya, dan saya tidak membutuhkan golkar lagi”

Bertempat di Kantor Pusat Ormas Nasional Demokrat, Rabu 07 September 2011, Surya Paloh selaku Ketua Umum dari Ormas Nasional Demokrat menggelar acara Konferensi Pers. Konferensi ini dihadiri oleh para petinggi-petinggi Ormas juga Partai serta para awak media yang datang untuk meliput.
Dalam Konferensi Pers ini Surya Paloh menceritakan  awal mula nya berada di dalam Partai yang berlambangkan beringin tersebut. Sedikit-dikitnya telah 43 tahun Surya bersama dengan Golkar. Sebagaimana yang dijelaskan, dalam usia 19 tahun, Surya telah dicalonkan dalam pemilu tahun 1971 untuk calon anggota DPRD Kotamadya di Medan. Selanjutnya kembali dicalonkan ketika berusia 25 tahun menjadi anggota calon DPR / MPR RI selama dua periode sempat menjabat disana.

Dalam Konferensi Pers nya Surya berkata “Hari ini, setelah melakukan kontemplasi, perenungan yang cukup panjang, saya berfikir apa yang bisa saya berikan terbaik, baik bagi diri saya, baik itu untuk partai Golkar, maupun baik untuk masyarakat bangsa dan bernegara ini. Rekan-rekan juga bisa memahami arti dan peran eksistensi partai politik dalam memberikan sesuatu yang seharusnya seimbang dengan hak-hak.”

Selain itu kata Surya lagi, Golkar dianggap sudah tidak lagi mampu untuk mengedepankan pemikiran-pemikiran yang progresif didalam mendiamisasi suatu proses pendidikan politik yang konsisten dan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas di negeri ini. Inilah paling tidak batas aturan yang terus berlanjut. Partai harus lebih dekat dengan konstituen, partai harus bisa menawarkan tawaran-tawaran yang menarik kepada masyarakat pemilih maupun calon pemilih. Partai tidak boleh berhenti, statis, dan menganggap besar bagai katak di dalam tempurung. Tapi sayang seribu kali sayang, memang maksud hati untuk memberikan sesuatu tapi situasi dan keadaan memang belum memungkinkan. Untuk itulah Organisasi Kemasyarakatan Nasional Demokrat dibentuk. Sebuah organisasi kemasyarakatan yang tidak dimaksudkan didirikan untuk memetamorfose menjadi partai politik. Disini harus ditegaskan bahwa pemikiran-pemikiran yang digotong dalam organisasi kemasyarakatan ini adalah pemikiran gerakan perubahan restorasi Indonesia. Bagaimana kita ingin keluar dari pada suatu semangat politik yang cukup memelit ini. Kepada suatu perpolitikan yang lebih dinamis, terbuka, jujur, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas yang ada.

“Untuk itulah hari ini, dengan kesadaran yang baik, pikiran yang baik dan mempunyai keinginan agar ini memberikan daya manfaat sekaligus jalan keluar bagi partai Golkar supaya jangan confuse, saya lah yang mengambil inisiatif keluar dari partai Golongan Karya. Di Golkar sudah antiklimaks, Golkar tidak lagi membutuhkan orang seperti saya, dan saya tidak membutuhkan golkar lagi.” Kata Surya Paloh sebelum menutup acara Konferensi Pers nya.

LAPORAN 08 September 2011

LAPORAN
Rubrik            :          
Masalah          :           Pemberian Gelar kepada Raja Saudi
Angle              :          
Narasumber   :           Effendy Ghazali
Oleh                :           Winda Destiana

Bagaimana menurut Anda, tentang masalah pemberian gelar kepada Raja Arab yang dilakukan oleh rektor Universitas Indonesia?
Jadi gini, saya harus membedakan dua hal ya. Kalau soal pemberian gelar Raja Saudi, dari pihaknya dia kan gak salah ya. Permasalahannya bukan itu, tetapi tata kelolanya. Gimana kok bisa hal tersebut diberikan kepada Raja Saudi, sementara dari pihak Senat Akademik tidak tahu menahu akan hal ini. Berarti ini kan ada tata kelola yang keliru. Bohong, ditambah lagi dengan gak ada kontrol, nah ini yang harus dibenahi ke depan.

Lalu bagaimana dengan pernyataan Pak Emil Salim mengenai, UI its not for sale?
Oh itu memang sangat penting ya. Bagaimana UI bukan untuk dijual kepada pihak-pihak luar.

Apakah ini ada kaitannya dengan intervensi politik?
Gini, sebenarnya kami lebih mempersoalkan apapun intervensi politik, asalkan bisa dibicarakan secara jelas di dalam. Nah bahanya nya kami-kami disini malah tau dari media. Transparansi memang penting dalam menyelesaikan masalah ini.

Apakah dengan adanya masalah ini, mempengaruhi citra UI menjadi menurun?
Dengan banyak alumni-alumni UI yang meminta maaf, termasuk saya sendiri, jadi ini tidak terlihat sebagai peluru untuk kampus ini, karna ada tata kelola yang salah.